Powered By Blogger

Selasa, 12 Februari 2013

Februari :’)

Setiap orang pasti mempunyai tanggal dan bulan kesukaannya masing-masing, termasuk aku. Bulan ini, Februari. Bulan yang hanya punya waktu 28 hari (29hari 4 thn sekali). Bulan terindah yang selalu dinanti karena hanya ada satu tahun dalam sekali.


Bulan penuh cinta katanya. Ada perayaan di setiap tanggal 14, mereka menyebutnya hari Valentine. Ya, bagi yang sudah punya pacar mereka saling tukar coklat atau bunga. Tapi buatku bukan tanggal itu yang terpenting di bulan ini. Ada sesuatu yang berbeda, lebih istimewa dari itu.

Aku sangat suka bulan ini di tanggal 18. Setiap hari aku menghitung mundur sampai di hari H-nya. Angka kesukaan memang, tapi tak begitu dengan harinya; mungkin. Hari ini baru masuk ke hari duabelas, enam hari lagi menuju delapan belas; ulang tahunku.

Aku tak ingin membahas tentang pertambahan umurku atau sweetseventeen ku nanti. Aku sudah tahu tak akan ada yang istimewa dihari senin nanti. Karena tak ada yang pernah mengingatnya kecuali aku sendiri. Menyedihkan mungkin, tapi..ya inilah aku; orang yang selalu tak dianggap dan diabaikan.

Satu tahun lalu, aku punya cerita tentang bulan ini. Februari, bulan dimana aku dan dia dipertemukan. Aku dan dia berteman di bulan ini. Banyak kenangan yang aku sukai dari bulan ini tapi begitu menyakitkan juga setiap mengenangnya. Rasanya ingin mengulang semuanya, semua yang pernah terjadi dibulan ini tahun lalu. Pastinya bersama dia.

Sejujurnya aku prihatin dengan keadaanku seperti ini. Aku benci terombang ambing dalam bulan ini. Pengabaian. Hm, mungkin aku terlalu perasa. Seharusnya aku tak memikirkan hal ini., tapi tidak bisa. Ini terlalu istimewa; istimewa yang menyakitkan.

Aku masih ingat dihari  ke tujuh belas satu tahun lalu. Aku dan dia. Aku tak ingin bercerita tentang itu. Tapi yang pasti, itu adalah hari paling menggemaskan dalam ingatanku, entah dengan dia. Dia, dulu jadi penyebab setiap senyumku dibulan ini. Tapi sekarang hanya kenangan ayang aku punya bukan dirinya.

Sungguh, aku tak bisa lupa. Jangan paksa aku untuk lupakannya, karena aku yang merasakan bukan kalian. Perasaanku biar saja aku yang pendam. Segala rasa sakitnya, semua kenangan yang membisu, tawa membahan yang mentertawakan, biar saja; aku tak peduli.

Februari ini berbeda, terlalu banyak air mata. Entah bagaimana nanti di hari ke delapan belas, pasti taka da lagi kejutan untukku. Ya, aku kan tak pernah dianggap selalu diabaikan. Haha. Siapa pun mereka dihidupku pasti selalu menganggapku sebelah mata. Sudahlah terlalu banyak air mata jika aku melanjutkan tulisan ini.

Terimakasih untuk segala cinta yang pernah bersamaku dulu. Terimakasih atas segala pengabaian. Terimakasih untuk segala air mata yang tercipta. Terimakasih untuk setiap senyum palsu yang mempesona. Terimakasih untuk goresan luka yang tercipta. Terimakasih karena telah mengajarkanku banyak hal di dunia.

-Bintang dengan pengabaian :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar