Setiap orang pasti mempunyai tanggal dan bulan kesukaannya
masing-masing, termasuk aku. Bulan ini, Februari. Bulan yang hanya punya waktu
28 hari (29hari 4 thn sekali). Bulan terindah yang selalu dinanti karena hanya
ada satu tahun dalam sekali.
Bulan penuh cinta katanya. Ada perayaan di setiap tanggal 14,
mereka menyebutnya hari Valentine. Ya, bagi yang sudah punya pacar mereka
saling tukar coklat atau bunga. Tapi buatku bukan tanggal itu yang terpenting
di bulan ini. Ada sesuatu yang berbeda, lebih istimewa dari itu.
Aku sangat suka bulan ini di tanggal 18. Setiap hari aku
menghitung mundur sampai di hari H-nya. Angka kesukaan memang, tapi tak begitu
dengan harinya; mungkin. Hari ini baru masuk ke hari duabelas, enam hari lagi
menuju delapan belas; ulang tahunku.
Aku tak ingin membahas tentang pertambahan umurku atau
sweetseventeen ku nanti. Aku sudah tahu tak akan ada yang istimewa dihari senin
nanti. Karena tak ada yang pernah mengingatnya kecuali aku sendiri. Menyedihkan
mungkin, tapi..ya inilah aku; orang yang selalu tak dianggap dan diabaikan.
Satu tahun lalu, aku punya cerita tentang bulan ini.
Februari, bulan dimana aku dan dia dipertemukan. Aku dan dia berteman di bulan
ini. Banyak kenangan yang aku sukai dari bulan ini tapi begitu menyakitkan juga
setiap mengenangnya. Rasanya ingin mengulang semuanya, semua yang pernah
terjadi dibulan ini tahun lalu. Pastinya bersama dia.
Sejujurnya aku prihatin dengan keadaanku seperti ini. Aku
benci terombang ambing dalam bulan ini. Pengabaian. Hm, mungkin aku terlalu
perasa. Seharusnya aku tak memikirkan hal ini., tapi tidak bisa. Ini terlalu
istimewa; istimewa yang menyakitkan.
Aku masih ingat dihari
ke tujuh belas satu tahun lalu. Aku dan dia. Aku tak ingin bercerita
tentang itu. Tapi yang pasti, itu adalah hari paling menggemaskan dalam ingatanku,
entah dengan dia. Dia, dulu jadi penyebab setiap senyumku dibulan ini. Tapi sekarang
hanya kenangan ayang aku punya bukan dirinya.
Sungguh, aku tak bisa lupa. Jangan paksa aku untuk
lupakannya, karena aku yang merasakan bukan kalian. Perasaanku biar saja aku
yang pendam. Segala rasa sakitnya, semua kenangan yang membisu, tawa membahan
yang mentertawakan, biar saja; aku tak peduli.
Februari ini berbeda, terlalu banyak air mata. Entah bagaimana
nanti di hari ke delapan belas, pasti taka da lagi kejutan untukku. Ya, aku kan
tak pernah dianggap selalu diabaikan. Haha. Siapa pun mereka dihidupku pasti
selalu menganggapku sebelah mata. Sudahlah terlalu banyak air mata jika aku
melanjutkan tulisan ini.
Terimakasih untuk segala cinta yang pernah bersamaku dulu. Terimakasih
atas segala pengabaian. Terimakasih untuk segala air mata yang tercipta. Terimakasih
untuk setiap senyum palsu yang mempesona. Terimakasih untuk goresan luka yang
tercipta. Terimakasih karena telah mengajarkanku banyak hal di dunia.
-Bintang dengan pengabaian :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar